7 Tips Bisnis Ternak Ayam Kampung untuk Pemula

TigaBisnis.com – Ayam kampung mungkin tidak sepopuler ayam broiler. Namun jangan salah, meski konsumsi daging ayam di pasaran masih didominasi oleh ayam broiler, ayam kampung juga memiliki segmen pasar tersendiri yang terus berkembang.

Tentu ini menjadi peluang bisnis yang bagus. Pembibitan ayam kampung memiliki banyak sisi positif yang membedakannya dengan ayam broiler. Simak seluk beluk peluang bisnis dan tips beternak ayam kampung untuk pemula pada artikel berikut ini.

Peluang Usaha Peternakan Ayam Kampung

Selain ayam broiler atau ayam negeri, kita juga mengenal jenis-jenis ayam kampung. Jenis ayam lokal ini biasanya diternakkan di pedesaan atau perkampungan.

Untuk itu biasanya cara beternak ayam jenis ini termasuk pemberian pakan masih alami tanpa tambahan bahan kimia seperti yang digunakan pada pembibitan ayam broiler, sehingga ayam kampung relatif aman untuk dikonsumsi.

Namun, ayam kampung masih kalah populer dibandingkan ayam broiler. Hal ini terlihat dari rendahnya tingkat konsumsi ayam kampung yang jauh di bawah ayam broiler. Menurut Data Statistik Peternakan, pada tahun 2017 ayam kampung hanya menyumbang 12,86% dari total konsumsi daging unggas nasional.

Selama ini ayam broiler banyak dikembangbiakkan karena siklus hidup dan masa panennya lebih cepat dibandingkan ayam kampung sehingga dapat menghasilkan keuntungan lebih cepat. Umumnya, peternak ayam broiler dapat memanen ayamnya dalam waktu 30-35 hari.

Bandingkan dengan ayam kampung yang harus menunggu 2 hingga 3 bulan untuk mendapatkan bobot panen yang optimal. Namun, kamu bisa mendapatkan keuntungan yang melimpah jika dibandingkan dengan menjual ayam broiler. Jika ayam broiler dijual seharga Rp. 35 ribu – Rp. 40 ribu, ayam kampung bisa Rp. 50 ribu – Rp. 80 ribu.

Dalam beberapa tahun terakhir, ayam kampung kembali mendapatkan tempat tersendiri di kalangan konsumen daging ayam, seiring dengan berkembangnya opini di masyarakat yang menyatakan bahwa mengkonsumsi daging ayam kampung jauh lebih sehat karena memiliki kandungan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan ayam pedaging.

Selain itu, rasa daging ayam kampung lebih enak dan gurih, meskipun tekstur dagingnya lebih keras sehingga membutuhkan waktu memasak yang lebih lama.

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat, termasuk dalam hal konsumsi makanan, juga berdampak pada peningkatan konsumsi ayam kampung. Terbukti, ayam kampung saat ini semakin diminati, baik daging maupun telurnya. Tentu hal ini memunculkan peluang bisnis yaitu bisnis peternakan ayam kampung.

Lambat laun, permintaan pasar akan pasokan daging ayam kampung terus meningkat. Sayangnya, meningkatnya permintaan ayam kampung tidak dapat dipenuhi oleh para peternak, karena saat ini sebagian besar peternak ayam kampung hanya menjadikan bisnis ini sebagai bisnis rumahan. Ada yang dikandangkan, ada pula yang dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah.

Dibandingkan dengan bisnis ayam pedaging, masih belum banyak yang mengembangkan bisnis peternakan ayam ini secara intensif untuk menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan dengan produksi skala besar.

Tips Beternak Ayam Kampung untuk Pemula

Selain mengikuti tahapan-tahapan yang disebutkan di atas, ada juga beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk pemula :

1. Tentukan waktu yang tepat saat mulai beternak

Ini adalah kunci sukses pertama dalam budidaya ayam kampung, terutama bagi peternak skala kecil (<1000 ekor). Waktu yang tepat dapat ditentukan dengan memperhatikan lamanya waktu tahap pemeliharaan, sehingga dapat diprediksi panen akan dilakukan pada saat harga ayam melambung tinggi, umumnya menjelang hari raya Idul Fitri.

Dengan menargetkan panen pada momentum ini, maka tahapan peternakan bisa dimulai sekitar 4 bulan sebelumnya. Dengan perhitungan waktu tersebut, hampir dipastikan peternak akan mendapatkan keuntungan yang optimal daripada mereka yang secara acak memulai tahapan beternak setiap saat. Perlu diketahui bahwa harga daging ayam biasanya turun saat Idul Adha, jadi sebaiknya hindari panen pada saat itu.

2. Pastikan bibit yang dipilih adalah bibit unggul

Tentunya hampir semua peternak ayam sudah mengetahui hal ini. Namun yang lebih penting adalah jenis dan ukuran dari ayam itu sendiri. Misalnya, jika kamu memelihara ayam kampung dari ras wareng, maka berat maksimalnya hanya sekitar 1,5 hingga 2 kg, meskipun kamu diberi makan banyak. Lain halnya jika kamu memelihara ayam kampung buras rambon, maka bisa dipastikan ukuran tubuhnya akan tumbuh lebih cepat dengan maksimal 4 hingga 5 kg.

Untuk itu ketika membeli DOC (anakan ayam) maka sebaiknya juga meneliti indukan dan ayam yang dikawinkan itu seperti apa, agar tidak mendapatkan anak ayam yang ukuran tubuhnya tidak bisa berkembang.

Pemilihan bibit unggul tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan usaha peternakan ayam, karena ayam dari bibit unggul dapat memiliki masa panen yang lebih cepat dan resiko kematian yang lebih rendah. Dengan begitu, modal untuk membuka usaha akan langsung tergantikan bila menggunakan ayam kampung super ini.

3.  Pilih pakan yang tepat dan tinggi nutrisi

Pakan ayam merupakan sumber makanan yang akan diserap oleh tubuh ayam dan akan memacu perkembangan dan pertumbuhannya. Pakan ayam yang baik adalah pakan yang mengandung protein tinggi. Yang paling mudah untuk dibeli tentu saja sentrat (pur ayam).

Namun, kamu juga dapat menggunakan beberapa pakan alternatif lain, seperti jagung, bungkil kedelai, bekicot, tepung tulang, tepung ikan, tepung udang, ulat kecil, ampas tahu, ampas kedelai, dll. Pemberian pakan alternatif juga akan membantu menghemat biaya.

Pemberian pakan juga harus tepat waktu, yaitu setiap 3 hari sekali, pada pagi, siang dan sore hari. Yang juga penting, kamu harus selalu menyiapkan daun-daun sayuran yang digantung di kandang. Ini berfungsi untuk mencegah ayam kelaparan jika kamu terlambat memberi makan. Selain itu, pemberian pakan yang kurang nutrisi, seperti nasi kering, akan sangat menghambat pertumbuhan ayam itu sendiri.

4. Buatlah kandang yang luas, sejuk tapi tetap kering

Ukuran kandang harus disesuaikan dengan jumlah ayam yang akan dipelihara. Jangan terlalu sempit, karena ayam kampung lebih aktif daripada ayam broiler. Kandang perlu dipagari dengan waring (penghalang berbentuk jaring yang biasa digunakan untuk kandang ayam), agar ayam bisa keluar untuk bermain di halaman kandang.

Saat musim hujan, sebaiknya ayam tetap berada di kandang sementara lampu dan pemanas terus dinyalakan. Kandang harus dijaga agar tetap hangat dan kering agar tidak mudah ditumbuhi jamur dan bakteri patogen. Selain itu, kandang juga harus dilengkapi dengan penahan angin, agar suasana di dalam kandang tetap nyaman saat angin bertiup terlalu kencang.

Sedangkan saat cuaca panas di siang hari, agar suhu di dalam kandang tetap sejuk, sesuaikan lubang ventilasi dengan baik. Jika perlu, tambahkan kipas angin atau blower udara.

5. Buat kandang karantina untuk ayam yang sakit 

Peternak pemula mungkin belum paham bahwa jika seekor ayam sakit harus segera dipisahkan agar tidak menulari ayam lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya kandang karantina.

6. Pahami segmen pasar

Dalam beternak ayam, pelaku usaha harus benar-benar memahami segmen pasar penjualan ayam kampung. Selain penjual di pasar, pembeli ayam kampung adalah pengusaha kuliner yaitu pemilik rumah makan atau tempat makan. Oleh karena itu, para bisnis pemula juga harus jeli dalam mencari peluang untuk memperluas pasar.

7. Pilih media promosi yang tepat

Seperti halnya jenis usaha lainnya, promosi juga penting agar usaha dapat berjalan dengan lancar. Di era digital ini, pemilik bisnis dapat menggunakan media sosial untuk memasarkan produknya dan menunjukkan testimoni dari pembeli sebelumnya.

 

Pencarian Populer

cara beternak ayam kampung skala kecil rotasi panen tiap bulan-